Kanya, Tere, dan Geiska kesal sama ulah cewek indo bernama Imelda van Berg yang anak baru pindah di sekolah. Menurut mereka Imel ini sudah melakukan tiga dosa besar. Pertama, Imel disangka sebagai cracker yang sengaja merusak beberapa laptop teman-teman di kelas dengan menyebar virus. Kedua, Imel didakwa nekad mengirim puisi cinta kepada Piere, cowok idola disekolah, dan yang ketiga Imel divonis telah berencana membunuh karakter mereka yang selama ini dikenal sebagai selebritas pilih tanding di sekolah. Kesimpulannya, mereka bertiga harus segera menyeret Imel ke persidangan tertutup di sebuah gudang di samping kantin siang ini karena kalo dibiarkan, dikuatirkan akan semakin mengancam stabilitas popularitas dan kenyamanan mereka di dunia ini. Maka terjadilah proses dialog yang semula tidak seimbang..
Duduk lu! Kanya mulai dengan mendorong Imel ke kursi bekas pake yang berdebu.
Tutup pintunya Re!, Tere dengan agak payah menutup pintu yang sudah tidak mirip lagi itu sehingga membuat ruangan sedikit gelap. Cahaya yang masuk melalui lubang angin di atas pintu dan sebuah jendela kecil menciptakan suasana bak interogasi tawanan perang di film-film laga. Imel diam saja menunggu sembari melempar pandangan ke sekitarnya.
Heh, liat ke gue kalo gue lagi ngomong! Kanya membentak.
Imel menatap sejurus ke mata Kanya.
Heh, elu nantangin gue ya?
ngapain mandang gue kaya gitu? Kanya berkecak pinggang.
Salah lagi. Imel menggedikan pundak dan melempar pandangannya ke langit-langit.
Mau kalian sebenarnya apa? Imel mulai duluan.
Heh, Yang bertanya itu cuma gue, Tere atau Geiska. Bukan elu. So shut up! Kanya sok Inggris.
So what are you waiting for? Imel mulai ga sabar.
Belagu nih anak! Sok bule! Udah Ka, diproses aja. Geiska ikutan ngomong sambil asyik geleng-geleng menyimak lagu dari ipodnya.
Iya Ka, ntar kita ketahuan yang lain disini. sebentar lagi mo istirahat. Kantin bakal rame sama anak-anak. Terus kita di laporin...Kali ini terdengar suara Tere di dekat pintu agak gemetar.
Alah, takut amat sih lu Re? ini cuman bentar ko. Cuman gue pastiin bakal ga bisa dilupain sama ni anak baru yang udah buat macem-macem di sekolah kita. Jadi harus kita beri sedikit pelajaran tambahan biar dia ngerti tentang arti hidup. Kanya sok ceramah. Tere dan Geiska ngangguk-ngangguk tapi gak ngerti.
Kita kan mau dengar penjelasan dan pertanggungjawaban dia soal 3 hal yang kamu bilang kemaren itu Ka? Tere bertanya.
Imel masih tetap bingung dan membatin. Apa maunya ketiga cewek ini?
Heh, lu denger dan jawab pertanyaan gue. Ngerti?
Imel malah mengangkat wajah dan menatap Kanya lagi.
Kamu mau nanya apa?
Kanya mulai interogasi.
Menurut info yang gue denger dari beberapa teman, kami pastikan kamu adalah orang yang menyebar virus ke komputer mereka.
Apa sih maksud lu? Imel balik nanya.
Wah? lu ga ngerti, ato pura-pura ga ngerti? katanya pindahan dari sekolah favorit ko gaptek sih? Ngerti ga lu apa itu virus? Kanya mulai sok lagi
Iya aku ngerti. aku bahkan sedang belajar program visual basic dan bahasa pemrograman laennya untuk nyoba bikin antivirus. Imel menyahut.
Nah, lu ngaku juga kan? Kanya menyeringai.
Lu harus ganti semua laptop temen-temen yang udah lu rusakin.
Imel mengerenyitkan dahi.
Maksud kamu, aku yang ngirim virus itu ke mereka?
Iya elu kan? teman-teman bilang langsung ke gue kalo mereka awalnya dapat virus itu dari lu karena yang ngirim virus itu elu. jadi jelaskan?
oh, come on.. Imel semakin heran
Itu yang pertama. Yang kedua, gue dapat info elu berani-beraninya kirim puisi cinta ke Piere.Elu tau Piere itu siapa. Elu mau ngerebut Piere dari gue?
Kanya kembali melotot. Nafasnya turun naik terbawa emosi tiap kali ngomongin masalah yang ada hubungannya sama Piere. Imel malah tersenyum. Dia mulai mendapat pencerahan dari masalah ini. Sementara, di tempat lain terlihat Piere yang misuh-misauh karena terus-terusan mendapat puisi cinta yang berisi virus di emailnya. Kembali ke gudang,
Terus? Imel minta dilanjutin.
Masih terengah Kanya melanjutkan.
Dan yang ketiga, kami berkesimpulan dari kasus-kasus tadi bahwa elu emang berencana membunuh karakter kami bertiga. Lu udah tebar pesona dimata cowok-cowok di sekolah ini dengan cara ga bener.Dan itu mengancam pamor kita bertiga. Iya ga? Kanya minta persetujuan Tere dan Geiska.
Yoi Ka! Kali ini seperti dikomando Tere dan Geiska ikut menimpali di kalimat terakhir. Kompak banget, Imel membatin.
That's all?
Iya. bertiga kembali menyahut serempak dan berapi-api.
Imel diem sejenak. Lucu banget. sambil tersenyum dipandanginya mereka bertiga.
Listen to me girls, Semua yang kalian tuduhkan itu sama sekali keliru. Let me explain it. Pertama, sangkaan bahwa aku yang menyebar virus dan juga soal puisi cinta buat piere itu memang Imel yang melakukan tetapi bukan aku! sekali lagi bukan AKU.
Kanya, Tere dan Geiska saling pandang.
Maksud Lu? kembali mereka serempak.
Maksudku, Imel yang kalian sangka itu bukan Imelda van berg. Tetapi e-mail yang dibaca Imel. Ngerti?
Be....lum. Masih juga serempak menyahut.
Imel menarik nafas sebentar sebelum melanjutkan.
Begini, dia mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu diatasnya: e mail = surat elektronik, Imel = Imelda.
It's just a matter of pronounciation. katanya ringan. Jadi jelaskan?
Kanya, Tere dan Geiska sedikit tertunduk menyadari kegaptekan yang kini berbalik arah ke mereka.
Jadi, Imel menambahkan sembari berdiri, virus itu bisa membonceng atau disisipkan dalam sebuah email dan bentuknya bisa bermacam-macam. Termasuk puisi cinta yang diterima oleh Piere. Itu juga virus yang pake nama puisi cinta. You got it?
Keadaan semakin berbalik. Kini giliran Kanya, Tere dan Geiska yang duduk manis mendengarkan.
And for your information, ada juga virus yang disisipkan oleh si pembuat ke dalam game, video atau gambar atau bahkan lagu-lagu berformat tertentu yang sering kalian denger di headset.
Geiska langsung tersadar dan malu-malu mencopot headset di kupingnya.
Eh, Mel. Aku ga akan tertular virus juga kan dari ipod ini?
Imel tersenyum.
Ya ga lah. Cuman mungkin efek lain yang kamu dapatin.
Apaan Mel? Geiska mulai cemas.
Kuping kamu bisa jadi budek. Imel menjawab ringan.
Kali ini Geiska memasukan ipodnya ke saku.
So girls? lanjut Imel. Untuk dakwaan kalian yang ketiga, sepertinya aku ga perlu jawab. Yang pasti I've never had any bad intention. Kalo kebetulan aku terlahir indo dan cantik ya itu anugerah. Jadi jawab aja sendiri, ok? So please excuse me. Imel melangkah ke pintu kemudian berbalik sebentar,
Anyway, It's nice to talk to you girls.
Imel tersenyum, melambai dan melangkah ke luar gudang.
Selengkapnya Coy ......